Sabtu, 15 Oktober 2016

Komunikasi Dalam Organisasi

                Artikel ini saya tulis untuk memenuhi tugas matakuliah Teori Organisasi Umum 2

       
    

Komunikasi adalah proses berpindahnya informasi dari pengirim ke penerima. Komunikasi adalah sesuatu yang penting dalam organisasi karena melalui komunikasi informasi dapat mengalir dan kegiatan organisasi dapat berjalan dengan baik. Contohnya seorang manajer dapat melakukan fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian) karena komunikasi adalah salah satu“bahan”. Maka dari itu, komunikasi yang efektif dan efisien sangat penting dalam sebuah organisasi.


Komunikasi dikatakan efektif apabila maksud dari pemberi informasi diartikan sama oleh penerima informasi. Misal, seorang manajer meminta tim surveinya untuk segera menyurvei salah satu tempat dengan segera. Karena yang dimaksud manajernya “segera” adalah dalam waktu seminggu ini, sehingga komunikasi efektif jika tim survei sudah melakukan tugasnya dalam waktu seminggu ini. Komunikasi dikatakan efisien jika biaya yang digunakan adalah minimum. Biaya di sini bisa diartikan sebagai penggunaan sumber daya. Misalnya manajer tadi akan dikatakan berkomunikasi secara efisien jika memberi instruksi cukup kepada kepala tim survei. Penyampaian instruksi jelas memerlukan waktu dan tenaga yang lebih sedikit daripada menghubungi anggota tim satu persatu.

Kunci agar komunikasi menjadi efektif dan efisien ada pada para pelaku komunikasi. Kunci-kunci itu antara lain jujur, rendah hati, terbuka (tidak setengah-setengah dalam memberi informasi), mendegarkan secara aktif, selalu berusaha memberi umpan balik dan fokus. Jika kunci-kunci tersebut ‘dipakai’ maka selain menjadi efektif dan efisien, komunikasi dapat terhindar dari gangguan.

         Hanya saja tidak dapat dipungkiri komunikasi dapat terganggu sewaktu-waktu. Gangguan komunikasi dapat terjadi di beberapa alurnya. Alur itu contohnya ketika penerima infomasi salah mengartikan informasi yang diberikan pemberi informasi. Contoh lain yaitu tidak adanya umpan balik dari penerima informasi ke pemberinya. Gangguan juga bisa timbul karena perbedaan budaya dan status antara pemberi dan penerima informasi.
           
          Komunikasi dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis berdasarkan sifat, bentuk, maupun arahnya.

           1. Komunikasi lisan dan tertulis
Komunikasi lisan adalah komunikasi yang dilakukan jika pemberi dan penerima informasi bertemu secara fisik atau dengan berbicara. Sedangkan komunikasi tertulis adalah komunikasi yang memakai media tertulis (surat, proposal atau laporan).

2. Komunikasi formal dan informal
Komunikasi formal adalah komunikasi yang mengikuti rantai komando yang dicapai oleh hierarki seseorang. Sedangkan kebalikannya disebut komunikasi informal. Contoh komunikasi informal adalah desas desus. Komunikasi informal tidak selalu menggunakan bahasa yang informal, begitu juga komunikasi formal tidak selalu menggunakan bahasa formal.

3. Komunikasi ke bawah, ke atas dan lateral
Komunikasi dikatakan ke bawah jika mengalir dari hierarki yang lebih tinggi menuju yang di bawahnya. Dikatakan ke atas jika mengalir dari hierarki yang lebih rendah menuju yang lebih tinggi. Sedangkan komunikasi dikatakan lateral jika mengalir di tingkat hierarki yang setara atau setingkat.

4. Komunikasi satu arah dan dua arah
 Komunikasi satu arah terdapat pada penyampaian informasi yang tidak memerlukan umpan balik. Komunikasi menjadi dua arah jika penerima informasi memberi umpan balik kepada pemberi informasi.


Referensi :
Purnomo, Heru. Diktat Kuliah Teori Organisasi Umum 2. 2016. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Universitas Gunadarma.

                    

1 komentar: