Artikel ini saya tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Organisasi Umum 2
Adalah hal yang sangat lumrah untuk mendengar atau membaca
kata "kepemimpinan" atau "pemimpin". Kepemimpinan sendiri
berarti segala hal yang berkenaan dengan memengaruhi
atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Dengan demikian kepemimpinan bukan soal pemimpin memberi perintah kepada
bawahannya. Perintah itu pun baiknya diikuti pemberian contoh. Perintah juga
mesti dapat memengaruhi sedemikian sehingga dapat dikerjakan oleh penerima perintah
dengan optimal, yang pada akhirnya membawa organisasi kepada tujuannya.
Berkembangnya cara berpikir manusia telah membawa pemahaman
baru mengenai kepemimpinan. Kepemimpinan bukan lagi dipandang sebagai hal yang
memang seharusnya saja terjadi. Berikut teori-teori mengenai kepemimpinan :
1. Teori kemunculan kepeminan
Ada dua teori mengenai munculnya kepemimpinan. Yang pertama
adalah kepemimpinan merupakan takdir sejak lahir. Seseorang menjadi
pemimpin karena sejak lahirnya (bahkan sejak dalam kandungan) telah dipercayai
demikian. Biasanya kepercayaan ini muncul karena ramalan atau karena nubuat
atau juga karena karakter sesorang yang sedemikian sehingga dapat membuatnya
menjadi seorang pemimpin. Yang kedua adalah kepemimpinan merupakan hasil
usaha. Orang dapat melakukan usaha supaya dapat menjadi pemimpin, baik melalui
studi atau pengalaman.
2. Teori sifat
Menurut teori ini keberhasilan seseorang dalam mempimpin
ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri yang dimiliki olehnya. Artinya
kemauan pribadi seseorang untuk memimpin akan menentukan keberhasilannya dalam
memimpin. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian
adalah : pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, objektivitas,
pragmatisme, fleksibilitas, adaptabillitas, orientasi masa depan, sifat
inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi,
keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, bersedia menjadi
pendengar yang baik, kapasitas integratif, kemampuan untuk bertumbuh dan
berkembang, analitik, menentukan skala prioritas,
dapat membedakan tingkat urgensi, berketerampilan mendidik dan berkomunikasi
secara efektif. Ciri-ciri tersebut bila direnungkan sebenarnya adalah
nilai-nilai moral yang semestinya dimiliki pemimpin.
3. Teori perilaku
Teori ini memandang perilaku seseorang saat memberikan
arahan kepada suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Pada umumnya pemimpin dapat berorientasi pada bawahan
atau pada tugas. Pemimpin yang berorientasi pada bawahan akan bersikap
ramah, mau mendengarkan dan berusaha menyejahterakan bawahannya. Sedangkan
pemimpin yang berorientasi pada tugas akan cenderung menekankan segi teknis
pekerjaan, mengutamakan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas, serta tentunya
pencapaian tujuan.
4. Teori situasional
Keberhasilan pemimpin
ditentukan oleh ciri kepemimpinan ketika dihadapkan dengan tuntutan situasi
kepemimpinan dan situasi organisasional. Faktor situasional yang memengaruhi
gaya kepemimpinan menurut Sondang P Siagian adalah jenis pekerjaan dan
kompleksitas tugas, bentuk dan sifat teknologi yang digunakan, persepsi dan
sikap kepemimpinan, norma yang dianut kelompok, rentang kendali, ancamanan dari
luar organisasi, tingkat stres dan iklim yang terdapat dalam organisasi.
Berdasarkan teori-teori kepemimpinan yang ada maka dapat
dilihat bahwa setiap orang memiliki cara memimpin yang tidak sama. Kepribadian
pemimpin, pandangan terhadap manusia dan keadaan lingkungan juga mempengaruhi kepemimpinan
seseorang. Ketidaksamaan itu terwujud dalam tipe-tipe, antara lain :
1. Tipe otokratis, yaitu pemimpin yang dalam pergerakannya
sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat
menghukum
2. Tipe militeristis, yaitu pemimpin yang mentuntut disiplin
tinggi dari bawahannya, bergantung pada jabatannya dan sukar menerima kritikan
dari bawahannya
3. Tipe paternalistis, yaitu pemimpin yang hampir selalu
memberi bimbingan kepada bawahannya dan jarang memberi kesempatan pada
bawahannya untuk berkreasi karena dianggap tidak dewasa
4. Tipe karismatik, yaitu pemimpin yang dengan karismanya
dapat memengaruhi orang lain untuk bersama-sama mencapai tujuan
5. Tipe demokratis, yaitu pemimpin yang ingin mencapai
tujuan bersama dengan bawahannya sehingga akan mengusahakan kepentingan
bersama.
Referensi :
Purnomo, Heru. Diktat Kuliah Teori Organisasi Umum 2. 2016. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Universitas Gunadarma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar