Sabtu, 05 November 2016

Kepemimpinan

Artikel ini saya tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Organisasi Umum 2

 
Presiden Joko Widodo

Adalah hal yang sangat lumrah untuk mendengar atau membaca kata "kepemimpinan" atau "pemimpin". Kepemimpinan sendiri berarti segala hal yang berkenaan dengan memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian kepemimpinan bukan soal pemimpin memberi perintah kepada bawahannya. Perintah itu pun baiknya diikuti pemberian contoh. Perintah juga mesti dapat memengaruhi sedemikian sehingga dapat dikerjakan oleh penerima perintah dengan optimal, yang pada akhirnya membawa organisasi kepada tujuannya.




Berkembangnya cara berpikir manusia telah membawa pemahaman baru mengenai kepemimpinan. Kepemimpinan bukan lagi dipandang sebagai hal yang memang seharusnya saja terjadi. Berikut teori-teori mengenai kepemimpinan :



1. Teori kemunculan kepeminan



Ada dua teori mengenai munculnya kepemimpinan. Yang pertama adalah kepemimpinan merupakan takdir sejak lahir. Seseorang menjadi pemimpin karena sejak lahirnya (bahkan sejak dalam kandungan) telah dipercayai demikian. Biasanya kepercayaan ini muncul karena ramalan atau karena nubuat atau juga karena karakter sesorang yang sedemikian sehingga dapat membuatnya menjadi seorang pemimpin. Yang kedua adalah kepemimpinan merupakan hasil usaha. Orang dapat melakukan usaha supaya dapat menjadi pemimpin, baik melalui studi atau pengalaman.



2. Teori sifat



Menurut teori ini keberhasilan seseorang dalam mempimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri yang dimiliki olehnya. Artinya kemauan pribadi seseorang untuk memimpin akan menentukan keberhasilannya dalam memimpin. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian adalah : pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, objektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabillitas, orientasi masa depan, sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, bersedia menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif, kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang,  analitik, menentukan skala prioritas, dapat membedakan tingkat urgensi, berketerampilan mendidik dan berkomunikasi secara efektif. Ciri-ciri tersebut bila direnungkan sebenarnya adalah nilai-nilai moral yang semestinya dimiliki pemimpin.



3. Teori perilaku



Teori ini memandang perilaku seseorang saat memberikan arahan kepada suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Pada umumnya pemimpin dapat berorientasi pada bawahan atau pada tugas. Pemimpin yang berorientasi pada bawahan akan bersikap ramah, mau mendengarkan dan berusaha menyejahterakan bawahannya. Sedangkan pemimpin yang berorientasi pada tugas akan cenderung menekankan segi teknis pekerjaan, mengutamakan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas, serta tentunya pencapaian tujuan.



4. Teori situasional



Keberhasilan pemimpin ditentukan oleh ciri kepemimpinan ketika dihadapkan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional. Faktor situasional yang memengaruhi gaya kepemimpinan menurut Sondang P Siagian adalah jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas, bentuk dan sifat teknologi yang digunakan, persepsi dan sikap kepemimpinan, norma yang dianut kelompok, rentang kendali, ancamanan dari luar organisasi, tingkat stres dan iklim yang terdapat dalam organisasi.



Berdasarkan teori-teori kepemimpinan yang ada maka dapat dilihat bahwa setiap orang memiliki cara memimpin yang tidak sama. Kepribadian pemimpin, pandangan terhadap manusia dan keadaan lingkungan juga mempengaruhi kepemimpinan seseorang. Ketidaksamaan itu terwujud dalam tipe-tipe, antara lain :



1. Tipe otokratis, yaitu pemimpin yang dalam pergerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum



2. Tipe militeristis, yaitu pemimpin yang mentuntut disiplin tinggi dari bawahannya, bergantung pada jabatannya dan sukar menerima kritikan dari bawahannya



3. Tipe paternalistis, yaitu pemimpin yang hampir selalu memberi bimbingan kepada bawahannya dan jarang memberi kesempatan pada bawahannya untuk berkreasi karena dianggap tidak dewasa



4. Tipe karismatik, yaitu pemimpin yang dengan karismanya dapat memengaruhi orang lain untuk bersama-sama mencapai tujuan



5. Tipe demokratis, yaitu pemimpin yang ingin mencapai tujuan bersama dengan bawahannya sehingga akan mengusahakan kepentingan bersama.



Referensi :
Purnomo, Heru. Diktat Kuliah Teori Organisasi Umum 2. 2016. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Universitas Gunadarma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar