Kamis, 08 Oktober 2015

Rangkuman Materi Pemuda dan Sosialisasi

  


    1.  Internalisasi Belajar dan Spesialisasi

Proses perkembangan seorang manusia dipahami bukan sebagai suatu yang berkelanjutan, melainkan sebagai seuatu yang terpisah-pisah. Proses perkembangan juga haya sapat dimengerti dari masa itu sendiri. Seperti masa kanak-kana hana dapt diresapi karena kenakannya, masa pemuda karena sifat-sifatnya yang khas pemuda, dan masa dewasa diidentikkan dengan stabilitas hidup dan kemapanan.
Pemuda itu sendiri di dalam proses perkembangan bersama di masyarakat dianggap tisak ambil andil. Pemuda hanya dianggap sebagai obyek dari penerapan pola-pola kehidupan dan bukan subyek yang mempunyai nilai tersendiri. Padahal sebagai subyek dalam hidup pemuda mempunyai nilai-nilai tersendiri dalam mendukung hidup bersama itu.
 Dalam mengidentifikasi kelompok sosial beserta norma-norma kelompok masyarakat, seseorang tidak selalu mengidentifikasikannya dengan kelompok di mana ia sedang menjadi anggota resmi (membership group). Seseorang juga bisa mengidentifikasi dari kelompok di mana ia pernah menjadi atau ingin sekali menjadi anggotanya. Kelompok itu disebut reference group. Reference group tersebut memiliki norma dan sikap yang sangat disetujuinya, dan ia sangat ingin ikut serta kelompok itu karena senang dengan norma, sikap, dan tujuan reference group tersebut.

        2.  Pemuda dan Identitas

Pemuda adalah generasi yang terbebani dengan berbagai macam harapan, terutama dari generasi-generasi sebelumnya. Pemuda diharapkan menjadi penerus dalam estafet pembangunan secara terus menerus. Pun demikian pemuda memiliki berbagai permasalahan, yang jika tidak diatasai secara proposional akan menghilangkan fungsinya sebagai penerus pembangunan. Selain memiliki permasalahan, pemuda juga sejatinya memiliki berbagai potensi yang sangat penting sebagai sumber daya manusia. Potensi itu haruslah digarap sesuai dengan asas, arah, dan tujuan pengmbangan dan pembinaan generasi muda di dalam jalur-jalur prmbinaan yang tepat.

A.    Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda

Pola dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 0323/U/1978 tanggal 28 Oktober 1978. Maksud dari Pola Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda adalah agar semua pihak yang terlibat dalamnya menjadi terarah dan terpadu sehingga dapat mencapai tujuan yang dimaksud.

B.     Masalah dan Potensi Generasi Muda

a.       Permasalahan Generasi Muda

Berbagai permasalahan generasi muda yang muncul saat ini antara lain:

1.      Dirasa turunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme.
2.      Generasi muda yang mengalami kekurangpastian akan masa depannya.
3.      Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan.
4.      Kurangnya kesempatan bekerja dan tingginya tingkat pengagguran pada generasi muda.
5.      Kurangnya asupan gizi oleh generasi muda.
6.      Pergaulan bebas dan banyaknya perkawinan di bawah umur.
7.      Meningkatnya kenakalan remaja.
8.      Belum adanya praturan perundangan yang menyangkut generasi muda.


b.      Potensi Generasi Muda

Potensi-potensi yang ada pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah:
1.      Idealisme dan daya kritis
2.      Dinamika dan kreativitas
3.      Keberanian mengambil resiko
4.      Optimis dan kegirahan semangat
5.      Sikap kemandirian dan disiplin murni
6.      Terdidik
7.      Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
8.      Patriotisme dan nasionalisme
9.      Sikap kesatria
10.  Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi


    3.  Perguruan dan Pendidikan

A.    Mengembangkan Potensi Generasi Muda

Di abad ke-20 yang mayoritas penghuni Bumi adalah generasi muda, memunculkan pertanyaan apakah generasi muda itu sudah mendapat kesempatan mengenyam pendidikan dan sampai manakah penyelenggaraan pendidikan formal dan non formal berperan bagi pembangunan?
Rupanya di negara-negara berkembang penyelenggaraan pengembangan tenaga usia muda masih susah dilaksanakan melalui pendidikan, sehingga selalu merasa kekurangan untuk mengisi lowongan-lowongan pekerjaan tertentu yang membutuhkan keahlian khusus maupun tenaga terampil berkualitas tinggi. Berbeda dengan negara maju, seperti Amerika Serikat, yang melalui proyek bersama antara Institut Teknologi Maschussets (MIT) Universitas Oregon dan Universitas Carniege Mellon (CMU) pada tahun 1973 dapat menghasilkan lebih dari 2 lusin produk, 800 lapangan pekerjaan baru, dan hasil penjualan sebesar $46,5 juta. Para generasi muda di negara-negara maju didorong, dirangsang, dan dipacu untuk berlomba menciptakan suatu ide baru untuk diwujudkan sebagai sebuah barang dengan berorientasi pada teknologi mereka sendiri.
Indonesia juga sadar bahwa generasi muda harus diikutsertakan dalam pembangunan negara. Salah satunya adalah lomba karya ilmiah tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Minat generasi muda dalam mengikuti lomba tersebut ternyata lebih banyak dari perkiraan semula. Nyatanya jumlah peserta lomba tersebut selalu meningkat tiap tahunnya. Di usianya yang masih muda itu juga mereka berhasil membuat cendikiawan yang lebih senior kagum dengan karya-karya ilmiahnya.

B.     Pendidikan dan Perguruan Tinggi

Kualitas sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses pembangunan. Karena itulah, pendidikan menjadi sangat penting sebab pendidikan adalah prasyarat utama dalam pembangunan, yakni mencetak sumber daya-sumber daya yang berkualitas.
Indonesia sebagai negara Pancasila membutuhkan pandidikan yang berdasar dan bertujuan menurut Pancasila. Pendidikan lalu diarahkan kepada pembangunan, dan diharapkan penduduk Indonesia terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan. Untuk itu diperlukan perubahan mendasar dan mendalam akan hal persepsi, konsepsi, serta norma-norma kependidikan yang menyangkut Pancasila.
Generasi muda, terutama yang berkesempatan mengenyam pendidikan lebih tinggi menjadi penting. Mereka (mahasiswa) bisa dibilang adalah kalangan yang mendapat pendidikan terbaik sebab mendapat kesempatan terlibat dalam pemikiran, pembicaraan, serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam masyarakat. Mahasiswa juga, karena yang paling lama duduk di bangku sekolah, maka dapat mengetahui berbagai masalah kenegaraan dan kemasyarakatan sebab telah menerima pelajaran-pelajaran seperti sejarah dan PKn. Mahasiswa juga dapat melihat Indonesia secara keseluruhan sebab kediversitasan asalnya. Selain itu mahasiswa yang umumnya memiliki latar belakang sosial, ekonomi, dan pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi sebelumnya, juga pada umumnya memiliki pandangan yang lebih luas dan jauh ke depan serta kemampuan berorganisir lebih baik daripada generasi muda lainnya.    



Tidak ada komentar:

Posting Komentar