1. Internalisasi
Belajar dan Spesialisasi
Proses
perkembangan seorang manusia dipahami bukan sebagai suatu yang berkelanjutan,
melainkan sebagai seuatu yang terpisah-pisah. Proses perkembangan juga haya
sapat dimengerti dari masa itu sendiri. Seperti masa kanak-kana hana dapt
diresapi karena kenakannya, masa pemuda karena sifat-sifatnya yang khas pemuda,
dan masa dewasa diidentikkan dengan stabilitas hidup dan kemapanan.
Pemuda
itu sendiri di dalam proses perkembangan bersama di masyarakat dianggap tisak ambil andil. Pemuda hanya dianggap
sebagai obyek dari penerapan pola-pola kehidupan dan bukan subyek yang
mempunyai nilai tersendiri. Padahal sebagai subyek dalam hidup pemuda mempunyai
nilai-nilai tersendiri dalam mendukung hidup bersama itu.
Dalam mengidentifikasi kelompok sosial beserta
norma-norma kelompok masyarakat, seseorang tidak selalu mengidentifikasikannya
dengan kelompok di mana ia sedang menjadi anggota resmi (membership group). Seseorang juga bisa mengidentifikasi dari
kelompok di mana ia pernah menjadi atau ingin sekali menjadi anggotanya.
Kelompok itu disebut reference group.
Reference group tersebut memiliki
norma dan sikap yang sangat disetujuinya, dan ia sangat ingin ikut serta
kelompok itu karena senang dengan norma, sikap, dan tujuan reference group tersebut.
2. Pemuda
dan Identitas
Pemuda
adalah generasi yang terbebani dengan berbagai macam harapan, terutama dari
generasi-generasi sebelumnya. Pemuda diharapkan menjadi penerus dalam estafet
pembangunan secara terus menerus. Pun demikian pemuda memiliki berbagai
permasalahan, yang jika tidak diatasai secara proposional akan menghilangkan
fungsinya sebagai penerus pembangunan. Selain memiliki permasalahan, pemuda
juga sejatinya memiliki berbagai potensi yang sangat penting sebagai sumber daya
manusia. Potensi itu haruslah digarap sesuai dengan asas, arah, dan tujuan
pengmbangan dan pembinaan generasi muda di dalam jalur-jalur prmbinaan yang
tepat.
A. Pembinaan
dan Pengembangan Generasi Muda
Pola
dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor: 0323/U/1978 tanggal 28 Oktober 1978. Maksud dari Pola Pembinaan dan
Pengembangan Generasi Muda adalah agar semua pihak yang terlibat dalamnya menjadi
terarah dan terpadu sehingga dapat mencapai tujuan yang dimaksud.
B. Masalah
dan Potensi Generasi Muda
a.
Permasalahan
Generasi Muda
Berbagai permasalahan
generasi muda yang muncul saat ini antara lain:
1.
Dirasa
turunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme.
2.
Generasi
muda yang mengalami kekurangpastian akan masa depannya.
3.
Belum
seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan.
4.
Kurangnya
kesempatan bekerja dan tingginya tingkat pengagguran pada generasi muda.
5.
Kurangnya
asupan gizi oleh generasi muda.
6.
Pergaulan
bebas dan banyaknya perkawinan di bawah umur.
7.
Meningkatnya
kenakalan remaja.
8.
Belum
adanya praturan perundangan yang menyangkut generasi muda.
b.
Potensi
Generasi Muda
Potensi-potensi yang ada pada generasi muda yang perlu
dikembangkan adalah:
1.
Idealisme
dan daya kritis
2.
Dinamika
dan kreativitas
3.
Keberanian
mengambil resiko
4.
Optimis
dan kegirahan semangat
5.
Sikap
kemandirian dan disiplin murni
6.
Terdidik
7.
Keanekaragaman
dalam persatuan dan kesatuan
8.
Patriotisme
dan nasionalisme
9.
Sikap
kesatria
10. Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi
3. Perguruan
dan Pendidikan
A. Mengembangkan
Potensi Generasi Muda
Di
abad ke-20 yang mayoritas penghuni Bumi adalah generasi muda, memunculkan
pertanyaan apakah generasi muda itu sudah mendapat kesempatan mengenyam
pendidikan dan sampai manakah penyelenggaraan pendidikan formal dan non formal
berperan bagi pembangunan?
Rupanya
di negara-negara berkembang penyelenggaraan pengembangan tenaga usia muda masih
susah dilaksanakan melalui pendidikan, sehingga selalu merasa kekurangan untuk
mengisi lowongan-lowongan pekerjaan tertentu yang membutuhkan keahlian khusus
maupun tenaga terampil berkualitas tinggi. Berbeda dengan negara maju, seperti
Amerika Serikat, yang melalui proyek bersama antara Institut Teknologi Maschussets
(MIT) Universitas Oregon dan Universitas Carniege Mellon (CMU) pada tahun 1973
dapat menghasilkan lebih dari 2 lusin produk, 800 lapangan pekerjaan baru, dan
hasil penjualan sebesar $46,5 juta. Para generasi muda di negara-negara maju
didorong, dirangsang, dan dipacu untuk berlomba menciptakan suatu ide baru
untuk diwujudkan sebagai sebuah barang dengan berorientasi pada teknologi
mereka sendiri.
Indonesia
juga sadar bahwa generasi muda harus diikutsertakan dalam pembangunan negara.
Salah satunya adalah lomba karya ilmiah tingkat nasional yang diselenggarakan
oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Minat generasi muda dalam mengikuti
lomba tersebut ternyata lebih banyak dari perkiraan semula. Nyatanya jumlah
peserta lomba tersebut selalu meningkat tiap tahunnya. Di usianya yang masih
muda itu juga mereka berhasil membuat cendikiawan yang lebih senior kagum
dengan karya-karya ilmiahnya.
B. Pendidikan
dan Perguruan Tinggi
Kualitas
sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses
pembangunan. Karena itulah, pendidikan menjadi sangat penting sebab pendidikan
adalah prasyarat utama dalam pembangunan, yakni mencetak sumber daya-sumber
daya yang berkualitas.
Indonesia
sebagai negara Pancasila membutuhkan pandidikan yang berdasar dan bertujuan
menurut Pancasila. Pendidikan lalu diarahkan kepada pembangunan, dan diharapkan
penduduk Indonesia terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan. Untuk itu
diperlukan perubahan mendasar dan mendalam akan hal persepsi, konsepsi, serta
norma-norma kependidikan yang menyangkut Pancasila.
Generasi
muda, terutama yang berkesempatan mengenyam pendidikan lebih tinggi menjadi
penting. Mereka (mahasiswa) bisa dibilang adalah kalangan yang mendapat
pendidikan terbaik sebab mendapat kesempatan terlibat dalam pemikiran,
pembicaraan, serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam
masyarakat. Mahasiswa juga, karena yang paling lama duduk di bangku sekolah,
maka dapat mengetahui berbagai masalah kenegaraan dan kemasyarakatan sebab
telah menerima pelajaran-pelajaran seperti sejarah dan PKn. Mahasiswa juga
dapat melihat Indonesia secara keseluruhan sebab kediversitasan asalnya. Selain
itu mahasiswa yang umumnya memiliki latar belakang sosial, ekonomi, dan
pendidikan lebih baik dari keseluruhan generasi sebelumnya, juga pada umumnya
memiliki pandangan yang lebih luas dan jauh ke depan serta kemampuan
berorganisir lebih baik daripada generasi muda lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar