Minggu, 29 Januari 2017

Berbagi Pengalaman : E-ticketing Commuter Line

Halo readers ! Bertemu lagi dengan saya di blog ini. Semoga readers selalu dalam keadaan sehat yaa. Hmm.. rasanya dari artikel-artikel yang lalu sapaan saya begitu terus ya? Atuh saya tidak kepikiran mau memberi sapaan seperti apa lagi yang sekiranya tidak membuat readers bosan. Namun sebenarnya saya selalu berharap agar readers selalu dalam keadaan sehat, karena sehat itu berharga sekali. Lagipula apabila kita sehat, maka segala pekerjaan bisa dilakukan dengan optimal.

"Mas itu kayaknya bisa disebut sapaan yang baru deh, hehe.."

Iya sih bisa hehehe, mana paragraf pembukanya panjang seperti kereta api commuter line yang biasa saya naiki. Mungkin juga yang biasa readers naiki.


Commuter line adalah salah satu moda transportasi andalan warga urban untuk... untuk bertransportasi lah, untuk apalagi coba? Untuk bergaya? Ya bisa juga sih sebenarnya, karena sejak kereta api rel listrik di Jabodetabek "berubah nama" menjadi commuter line kita melihat semua kereta api ber-AC, bersih, ada petugas keamanannya, makin tepat waktu, malah sekarang ada LINI KINI yang menemani perjalanan commuters (sebutan untuk pengguna commuter line) dengan berita, info-info menarik dan iklan yang karena begitu menarik rasanya malah seperti tayangan hiburan. Bahkan stasiun keretanya pun ikutan jadi keren seperti keretanya. Jadi itulah menurut saya kenapa commuter line adalah moda transportasi yang dapat diandalkan dan bisa buat bergaya juga karena ada perasaan bangga tersendiri.

Selain hal-hal tadi, ada satu hal membanggakan lagi yang jadi karakter utama dalam artikel ini yaitu e-ticketing. E-ticketing yang dipakai pada sistem tiket commuter line berupa kartu yang di dalamnya terdapat sebuah chip. Chip ini berguna untuk menyimpan informasi saldo, tujuan, dan tanggal saat tap-in juga tap-out pada perangkat gate. Seperti e-KTP memang tapi hanya untuk tiket.

Sistem tiket elektronik ini mulai digunakan pada 1 Juli 2013. Pada saat itu hanya tiket keluaran PT KAI Commuter Line Jabodetabek yang tersedia. Sekarang commuters punya tidak hanya 2 tapi... 3 pilihan. Gimana, banyak kan? Banyak kan?? Hehe gaje ya -_- Jadi ketiga pilihan itu adalah kartu keluaran PT KCJ, kartu dengan chip buatan Sony yaitu Felica, dan kartu uang elektronik BCA dan Himbara (Himpunan Bank Negara: BNI, BRI dan Bank Mandiri). Ini artinya commuters - dan readers tentunya - bisa menggunakan jasa commuter line tanpa perlu membeli kartu e-ticket. Terutama yang hanya sesekali naik kereta dan punya kartu uang elektronik pasti sangat dimudahkan.

Rasanya jika tidak menyertakan smartphone dalam sistem pembayaran kurang cukup. Kita tahu kalau fitur NFC (near field communitacion) smartphone sudah digunakan sebagai alat pembayaran di banyak negara. PT KCJ pun "membuka pintu" pada fitur NFC smartphone. Untuk ini baru Indosat yang akan memberikan fitur pembayarannya (saldonya adalah pulsa). Jadi total pilihan pembayaran ada 4, dan di Asia-Pasifik baru commuter line yang bisa menerima 4 sistem pembayaran dalam satu sistem tiket. Wow bangga sekali dong ya :D

Nah kalau ada 4 pilihan pembayaran, bagaimana cara kita melakukan transaksi pembayaran? Gampang sekali. Keempatnya punya metode yang sama. Pertama-tama harus punya salah satu alat pembayarannya dong :p Silahkan ke loket atau vending machine untuk membeli tiket. Tapi kalau readers sudah punya kartu KMT atau kartu uang elektronik dapat langsung masuk ke stasiun. Ketika akan masuk stasiun, readers cukup menempelkan atau bahasa kerennya tap pada perangkat gate, tunggu hingga pesan konfirmasi muncul, dan ketika lampu gate menyala hijau maka kita sudah bisa naik kereta. Jika menyala merah, maka saldo tidak mencukupi, jadi readers isi saldonya dulu ya. Jika readers menggunakan kartu keluaran PT KCJ atau kartu Felica maka bisa isi saldo di loket atau di vending machine. Untuk kartu uang elektronik sebaiknya mengisi di minimarket terdekat, karena tidak di semua stasiun bisa isi ulang saldonya. Lalu kalau sudah melewati gate bisa langsung naik kereta tapi pastikan relasi / trayek keretanya benar, terutama kalau readers menggunakan kartu THB (tiket harian berjaminan) yang harus turun di stasiun yang sesuai dengan saat pembelian. Di dalam kereta tidak ada pemeriksaan jadi cukup jaga barang bawaan readers agar tidak hilang. Setelah turun di stasiun tujuan, maka kita menuju kembali ke perangkat gate, melalukan tap kembali, dan selesai sudah transaksi. Panjang ya? Padahal kalau dipraktekkan cukup singkat lho.

Ini kartu KMT saya. Di foto ini saya sedang tap-in di Stasiun Pondok Cina
Adanya e-ticketing membuat pamor perkeretaapian Indonesia naik, atau setidaknya jadi baik. Betapa tidak, e-ticketing adalah cerminan zaman modern yang mengutamakan kemudahan dan kepraktisan. Ditambah PT KCJ bisa menerima 4 sistem pembayaran maka semakin "dimanjakan"lah para commuters juga calonnya. Maka dari itu saya punya pesan agar readers mulai mau menggubakan transportasi umum yang, seperti kita tahu, membantu mengurangi emisi karbon di bumi. Ini hanya pesan, tapi ayo readers, kita jadi commuters!

NB : daritadi saya menulis alat pembayarannya kartu saja, tapi sebenarnya ada yang bukan kartu lho. Lihat saja gambar di bawah ini. Semuanya adalah keluaran Sony Felica, jadi kalau mau isi saldo di loket harus di loket yang ada stiker tulisan "felica"nya

Aakkk lucu-lucu ya >.<  (Oke ini lebay...)

15 komentar: