Kamis, 24 September 2015

Rangkuman Materi Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan

Manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai akal budi, dan dapat mengembangkannya. Hal ini terungkap pada perkembangan budaya. Perkembangan budaya mengakibatkan berubahnya cara pikir manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dalam hal memenuhi kebutuhan hidup, manusia dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan kebudayaan dan kepribadian.

A. Pertumbuhan Penduduk
           
Pertumbuhan penduduk makin cepat dan jangka waktu double population makin singkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan penduduk sendiri dipengaruhi oleh 3 faktor yang semuanya dinyatakan dalam tingkat/rate dengan perbandingan tiap 1000 penduduk, yaitu:

1.      Kematian

a.       Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate)

Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal per jumlah penduduk pertengahan dalam suatu tahun. Tingkat kematian kasar dapat diketahui dengan menggunakan rumus

CDR = D/P­M ­x K

D = Jumlah Kematian
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K = Konstanta = 1000

b.      Tingkat Kematian Khusus (Age Specific Death Rate)

Tingkat kematian khusus dapat memberikan hasil yang lebih teliti daripada tingkat kematian kasar karena hanya menghitung tingkat kematian kelompok umur tertentu. Tingkat kematian khusus dapat diketahui dengan menggunakan rumus

ASDRi = Di/Pmi x K

Di = Jumlah kematian penduduk kelompok umur i
Pmi = Jumlah penduduk kelompok umur i pada pertengahan tahun
K = Konstanta = 1000

2.      Fertilitas (Kelahiran hidup)

a.       Tingkat Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)

Tingkat kelahiran kasar menyatakan tingkat kelahiran hidup tiap 1000 penduduk. Tingkat kelahiran kasar dapat diketahui dengan menggunakan rumus

CBR = B/Pm x K

B = Jumlah kelahiran hidup pada suatu dunia pada suatu tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K = Konstanta = 1000

b.      Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate)

Angka kelahiran umum menunjukkan angka kelahiran hidup tiap wanita usia produktif (subur), yaitu wanita berusia 15-44 tahun atau berusia 15-49 tahun. Angka kelahiran khusus dapat diketahui dengan menggunakan rumus

GFR = B/Fm x K

B = Jumlah kelahiran hidup pada suatu dunia pada suatu tahun tertentu
F = Jumlah penduduk wanita usia produktif
K = Konstanta = 1000

c.       Tingkat Kelahiran Khusus (Age Specific Fertility Rate)

Tingkat kelahiran khusus menujukkan banyaknya kelahiran pada wanita dalam kelompok usia tertentu, biasanya pada interval 5 tahun. Tingkat kelahiran khusus dapat diketahui dengan mengunakan rumus

ASFR­i = Bi/Fmi x K

Bi = Jumlah kelahiran dari wanita kelompok i tahun
Fmi = Jumlah penduduk wanita kelompok umur i pada pertengahan tahun
K = Konstanta = 1000

3.      Migrasi

a.       Urbanisasi

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk yang umumnya adalah yang bergolongan usia muda dari desa ke kota. Akibat dari urbanisasi adalah pertumbuhan pesat di kota.

b.      Transmigrasi

Transmigrasi di Indonesia kebanyakan dilaksanan oleh penduduk berusia produktif dan memiliki kreativitas tinggi. Akibat dari transmigrasi adalah pertambahan penduduk di daerah tujuan menjadi sanga tcepat, disebabkan berpindahnya penduduk bergolongan usia tersebut dari daerah yang kurang maju.

c.       Migrasi antar negara

Migrasi antar negara di Indonesia sangat kecil angkanya sehingga akibatnya kurang nyata terhadap distribusi penduduk di Indonesia.


Komposisi Penduduk

            Menurut Pallard komposisi penduduk adalah distribusi statistic sejumlah individu yang tercakup di dalam suatu jumlah penduduk tertentu menurut karakteristik seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, jenis pekerjaan dan sebagainya. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin sangat penting dalam menentukan di antaranya:

1.      Piramida penduduk

Piramida penduduk memuat perbandingan jumlah penduduk anak-anak, dewasa dan lansia pada suatu daerah. Piramida penduduk dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

a.       Piramida penduduk muda

Piramida ini menggambarkan komposisi peduduk dalam pertumbuhan yang sedang berkembang, di mana angka kelahiran lebih tinggi dari pada angka kematian. Piramida ini sering dijumpai di negara berkembang seperti Indonesia.

b.      Piramida stationer

Piramida ini menggambarkan keaadan penduduk yang tetap (statis) karena angka kelahiran tidak begitu tinggi dan angka kematian rendah. Piramida ini sering dijumpai di negara seperti Swedia, Belanda, Skandinavia.

c.       Piramida tua

Piramida ini menggambarkan adanya penurunan angka kelahiran yang sangat pesat dan angka kematian kecil sekali. Piramida ini dapat dijumpai di negara Jerman, Belgia, Prancis.


2.      Rasio ketergantungan

Rasio ketergantungan adalah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk golongan umur yang belum produktif dan sudah tidak produktif kerja lagi dengan jumlah penduduk golongan umur produktif kerja.
Jika jumlah penduduk usia muda dan jompo makin tinggi, maka beban kelompok pada golongan usia produktif kerja makin tinggi pula.


B. Kebudayaan dan Kepribadian
           
1.      Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia

a.       Zaman Batu sampai Zaman Logam

Berdasarkan pendapat-pendapat ahli prehistoris, zaman batu terbagi dalam zaman batu tua (Paleolithikum) dan zaman batu muda (Neolithikum).

Alat-alat pada Paleolithikum, baik bentuk dan permukaannya masih kasar-kasar, seperti contohnya kapak genggam. Kapak genggam dikenal dari Eropa, Afrika, Asia Tengah sampai Punsjab (India), tapi tidak ditemukan di Asia Tenggara.

Berasal dari Cina Selatan, budaya Neolithikum menyebar di Asia Tenggara, yaitu alat-alat batu serupa Paleolithikum yang diasah sampai mengkilat dan diikat pada kayu dengan rotan. Bersamaan dengan menyebarnya budaya ini, bahasa Proto Austronesia juga menyebar di Asia Tenggara, yang menjadi induk daribahasa Indonesia. Selain telah menetap di satu tempat, telah dikenal pula proses mengubah bijih besi hingga menjadi alat berburu dan berperang.

2.      Kebudayaan Hindu, Budha dan Islam

Agama Hindu masuk ke Indonesia sekitar abad ke-3 dan ke-4 masehi. Lalu agama Budha masuk pada abad ke-5 masehi. Walau pun berbeda tetapi perkembangan keduanya berlangsung damai, malah dapat menyumbangkan banyak karya-karya budaya bernilai tinggi seperti arsitektur berupa candi dan kitab-kitab dalam bidang sastra.

Pada abad ke-15 dan ke-16 agama Islam telah dikembangkan di Indonesia oleh para pemuka agama Islam yang disebut Wali Sanga. Agama Islam menyebar sangat pesat di Indonesia dan memberikan banyak sumbangan bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.

3.      Kebudayaan Barat

Unsur kebudayaan Barat masuk ke Indonesia terutama bersumber dari Belanda melalui VOC sampai akhirnya menjadi kolonial. Melalui perkembangan budaya Barat ini disebarkan pula agama Katolik (oleh messie) dan Kristen (oleh Zending) di Indonesia, terutama di daerah timur Indonesia.


4.      Kebudayaan dan Kepribadian

Opini umum menyatakan bahwa kebudayaan bangsa adalah cermin kepribadian bangsa. Ini dapat terjadi bila kebudayaan itu dianggap sesuatu yang logis, normal serasi,  dan selaras dengan kodrat alam dalam tabiat asasi manusia dan sebagainya.

Semua masyarakat memiliki sistem nilai dan system kaidah yang berisi harapan-harapan masyarakat, juga sebagai pembatas kepantasan perilaku seseorang. Contohnya di Indonesia apabila ada seorang wanita hamil tapi tak bersuami maka umumnya akan dianggap salah dan melanggar kepribadian masyarakat di sekitarnya. Berbeda dengan di negara Barat atau di blok Komunis, kasus ini sama sekali tidak disalahkan karena dianggap bukan pelanggaran adat istiadat, etika, moral, atau kepribadian bangsanya.

Sifat-sifat kepribadian yang berasal dari ajaran agama dan adat istiadat dapat menjadi sebuah hukum adat. Penampilan sikap hidup sehari-hari juga dapat mencerminkan ciri-ciri kepribadian masyarakat atau bangsa. Contohnya selalu bersikap ramah, dan sifat gotong royong.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar